Suatu sore, di taman kampus, Joni sedang duduk termenung. Dia merenungkan perkataan kakak kelas angkatannya, pada forum debat terbuka, tentang sikap mahasiswa sesungguhnya. Tiba-tiba Olip, teman Joni sejak lahir, datang dan menyapanya. Mereka pun duduk bersama lalu bercakap-cakap dan saling berpendapat tentang hal tersebut.
Olip: (Menyapa Joni) Jon, ngapain kamu duduk termenung kayak filsuf Yunani ajah? (Olip adalah mahasiswa yang pintar, jenius, dan berpengetahuan luas)
Joni: Daku sedang merenungkan kata-kata kakak angkatan kita, Kak Marmut. (Dengan ekspresi tanpa dosa)
Olip: Mahmud, Jon, bukan Marmut =_____=" ... Kata-kata yang mana emangnya?
Joni: Itu yang kemarin dia bilang di forum debat terbuka. Dia bilang, "Mahasiswa harus kritis dengan keadaan sekitar."
Olip: (Naluri jeniusnya berkobar) Iya, Jon, aku setuju banget sama Kak Mahmud. Kita, sebagai mahasiswa, memang harus kritis terhadap situasi sekitar. Misalnya kalau ada yang sakit, kita juga harus kritis.
Joni pun tidak membalas perkataan temannya itu. Tetapi dia semakin merenungkan kata-kata "Mahasiswa harus kritis." Olip pun senang karena seorang teman yang biasanya blo'on mau merenungkan sesuatu layaknya orang-orang jenius lainnya. Dan, dampak renungan joni mulai terlihat keesokan harinya di kampus.
Olip: (Menelfon Joni)
("Ayok kita goyang gayung, ayok kita goyang2 gayung" RBT HP Joni)
(*Klek Joni mengakat panggilan Olip)
Olip: Jon, buruan ke kampus! Dosennya udah dateng!
Joni: Gak bisa, Lip! Daku sedang sakit keras!
Olip: Wah, sakit apa kamu, Jon? Ntar sepulang kuliah aku ke rumahmu klok gitu. Aku kuliah dulu yah!
(*Klek Olip menutup panggilan)
Hari pun sudah sore. Jam kuliah Olip sudah selesai. Dia pun kerumah Joni untuk menjenguknya.
Setibanya di rumah Joni...
Olip: Assalamualaikum!
Ibunya Joni: Waalaikum salam. Eh, nak Olip. Ayo masuk!
Olip: Iyah, terima kasih, Bu. Joninya ada, Bu? Bagaimana keadaanya?
Ibunya Joni: Enghhh, Ibu juga kurang tau, nak. Kelihatannya sih baik-baik saja. Tapi katanya sakit keras. Ibu juga bingung. Barangkali nak Olip bisa membantu. Itu si Joni tiduran di ruang tengah.
Olip: Iya, Bu.
Olip pun menghampiri Joni.
Olip: Jon, gimana keadaan mu? Sakit apa? Kalok dilihat dari kondisimu sekarang, kamu pasti kena gejala Liver. Kamu harus cepat-dibawa ke rumah sakit! (Seperti biasa, naluri jenius)
Joni: Sebenarnya daku nggak sakit, Lip?
Olip: Lhah terus? Kamu tadi bilang kalok sakit keras.
Joni: Iya. Setelah merenungkan kata-kata Kak Marmud (ekspresi Olip langsung begini ==> =...=" Terserah deh, Jon, mau marmud kek, mau kelinci kek, bodo amat) dan penjelasanmu kemarin, daku memutuskan untuk menjadi mahasiswa sejati, kritis dengan keadaan sekitar. (dengan ekspresi meyakinkan)
Olip: Ok, tapi kamu sekarang sedang kritis tentang apa? Masalah kesehatan nasional kah?
Joni: Dikau kemarin njelasi ke daku kalau ada yang sakit, kita harus kritis. Itu tetangga depan rumahku sedang sakit deman berdarah. Karena daku ingin menjadi mahasiswa sejati yang ikut kritis kalau ada orang sakit. Mangaknnya daku memutuskan untuk ikutan kritis pas tetangga depan rumah sakit kritis.
Olip: (Dalam hati) Sebenarnya kritismu udah dari dulu, Jon. Blo'onnya -____-"
ea ea ea... ngakak gua, kalo keuangan kritis apa juga mahasiswa sejati?
BalasHapus