Selamat datang, mas dan mbak Jon!

Selamaat datang di blog baru ku, kisanak-kisanak semua! Blog ini baru tercipta tanggal 17 Desember 2011. Oleh karena itu, posting masih sedikit. Tapi, silahkan cekikikan bareng. Silahkan comot, save, atau share komik-komik strip dan cerita ku di tempat lain. Tapi kasik backlink http://jonikonslet.blogspot.com/ ya! oke-oke?

Senin, 19 Desember 2011

Obat Maag

Di pagi yang indah di kampus, Joni sedang berbincang-bincang serta bersenda gurau dengan dua temannya. Mereka sedang santai-santai karena ternyata dosen pengajar tidak masuk. Untuk menhabiskan waktu, sembari menunggu waktu kuliah selanjutnya, mereka  bermain tebak-tebakan.

Subroto: Rek, ketimbhang (daripada) ngelamun nungguin jam kuliah selanjute, main tebhak-tebhakan yok! (Subroto memang terkenal akan aksen Bahasa Jawanya yang kental (medhok). Sangat sesuai dengan namanya)

Dua teman: Yok! kayaknya seru tuh!

Subroto: Aku dhuluan, yo! Mengapa seragam SMA warnanya putih-abhu-abhu hayo?
Hou Xiang: Mmm, biar keren! (How-Xiang adalah nama julukan. Nama aslinya adalah David, keturunan Indonesia. Namun karena dia memiliki mata sipit seperti orang Cina, teman-teman memanggilnya Hou Xiang Hou Xiang. Panggilan itu diambil dari lirik lagu Cina OST Kabut Cinta)
Joni: (Dengan ekspresi datar) Biar gak dikira anak SMP dan SD juga TK atau PlayGroup
Dua teman: (Dalam hati) Busettt, kita emang nggak pernah menang tebak-tebakan lawan Joni -_____-

Setelah beberapa lama bermain tebak-tebakan, Hou Xiang mengeluh kesakitan sambil memegang perutnya.

Hou Xiang: Aduh, perut ku sakit nih!
Subroto: Wah, cepetan kamu ke kamar mandhi, Ho! (mirip manggil maho ya? heheee)
Hou Xiang: Tapi perut ku nggak mules. Perih. Kayaknya maag ku kambuh!
Subroto: Ya udah, Jhon, nyuwun (minta) tulung kamu bhelikan obhat ya di apotik dhekat kampus situ. Kamu kan bhawa motor toh ya? Bhiar aku yang jhaghain si Hou Xiang Hou Xiang.
Joni: Heh, apa? Oh iya. Ok, tunggu sebentar ya! (Kebetulan Joni sedang melamun karena jam kuliah selanjutnya tak kunjung datang)

Sembari menunggu Joni kembali, Hou Xiang makan roti agar nanti perut tidak kosong saat minum obat.Tak lama kemudian Joni datang dengan sebungkus obat di tangannya.

Joni: Ho, nih obatnya. Cepet minum!
Hou Xiang: Iyah, makasih ya, Jon!
(Hou Xiang Hou Xiang pun segera membuka bungkus obat dan meminumnya)
Hou Xiang: Alhamdulillah. Makasih ya, Jon! Berapa uangnya?
Joni: Gak usah, Ho! Cumak 2.000 perak aja kok.
Hou Xiang: Lhoh, kok murah banget? Biasanya 5ribuan. Kamu beli obat apa emangnya, Jon?
Joni: (Dengan enteng dia menjawab) Obat cacing. (Mungkin karena Joni melamun tadi saat disuruh Subroto beli obat maag. Dia memerhatikan si Hou Xiang megangin perut jadi dikiranya temannya itu cacingan ==" )
Hou Xiang: *Gleggg... Aku kan sakit maag -______-" Lagian aku juga sih yang blo'on kok gak nyadar itu obat cacing
Photobucket

Photobucket

Mahasiswa sejati

Suatu sore, di taman kampus, Joni sedang duduk termenung. Dia merenungkan perkataan kakak kelas angkatannya, pada forum debat terbuka, tentang sikap mahasiswa sesungguhnya. Tiba-tiba Olip, teman Joni sejak lahir, datang dan menyapanya. Mereka pun duduk bersama lalu bercakap-cakap dan saling berpendapat tentang hal tersebut.


Olip: (Menyapa Joni) Jon, ngapain kamu duduk termenung kayak filsuf Yunani ajah? (Olip adalah mahasiswa yang pintar, jenius, dan berpengetahuan luas)
Joni: Daku sedang merenungkan kata-kata kakak angkatan kita, Kak Marmut. (Dengan ekspresi tanpa dosa)
Olip: Mahmud, Jon, bukan Marmut =_____=" ... Kata-kata yang mana emangnya?
Joni: Itu yang kemarin dia bilang di forum debat terbuka. Dia bilang, "Mahasiswa harus kritis dengan keadaan sekitar."
Olip: (Naluri jeniusnya berkobar) Iya, Jon, aku setuju banget sama Kak Mahmud. Kita, sebagai mahasiswa, memang harus kritis terhadap situasi sekitar. Misalnya kalau ada yang sakit, kita juga harus kritis.

Joni pun tidak membalas perkataan temannya itu. Tetapi dia semakin merenungkan kata-kata "Mahasiswa harus kritis." Olip pun senang karena seorang teman yang biasanya blo'on mau merenungkan sesuatu layaknya orang-orang jenius lainnya. Dan, dampak renungan joni mulai terlihat keesokan harinya di kampus.

Olip: (Menelfon Joni)
("Ayok kita goyang gayung, ayok kita goyang2 gayung" RBT HP Joni)
(*Klek Joni mengakat panggilan Olip)
Olip: Jon, buruan ke kampus! Dosennya udah dateng!
Joni: Gak bisa, Lip! Daku sedang sakit keras!
Olip: Wah, sakit apa kamu, Jon?  Ntar sepulang kuliah aku ke rumahmu klok gitu. Aku kuliah dulu yah!
(*Klek Olip menutup panggilan)

Hari pun sudah sore. Jam kuliah Olip sudah selesai. Dia pun kerumah Joni untuk menjenguknya.
Setibanya di rumah Joni...

Olip: Assalamualaikum!
Ibunya Joni: Waalaikum salam. Eh, nak Olip. Ayo masuk!
Olip: Iyah, terima kasih, Bu. Joninya ada, Bu? Bagaimana keadaanya?
Ibunya Joni: Enghhh, Ibu juga kurang tau, nak. Kelihatannya sih baik-baik saja. Tapi katanya sakit keras. Ibu juga bingung. Barangkali nak Olip bisa membantu. Itu si Joni tiduran di ruang tengah.
Olip: Iya, Bu.

Olip pun menghampiri Joni.

Olip: Jon, gimana keadaan mu? Sakit apa? Kalok dilihat dari kondisimu sekarang, kamu pasti kena gejala Liver. Kamu harus cepat-dibawa ke rumah sakit! (Seperti biasa, naluri jenius)
Joni: Sebenarnya daku nggak sakit, Lip?
Olip: Lhah terus? Kamu tadi bilang kalok sakit keras.
Joni: Iya. Setelah merenungkan kata-kata Kak Marmud (ekspresi Olip langsung begini ==> =...=" Terserah deh, Jon, mau marmud kek, mau kelinci kek, bodo amat) dan penjelasanmu kemarin, daku memutuskan untuk menjadi mahasiswa sejati, kritis dengan keadaan sekitar. (dengan ekspresi meyakinkan)
Olip: Ok, tapi kamu sekarang sedang kritis tentang apa? Masalah kesehatan nasional kah?
Joni: Dikau kemarin njelasi ke daku kalau ada yang sakit, kita harus kritis. Itu tetangga depan rumahku sedang sakit deman berdarah. Karena daku ingin menjadi mahasiswa sejati yang ikut kritis kalau ada orang sakit. Mangaknnya daku memutuskan untuk ikutan kritis pas tetangga depan rumah sakit kritis.
Olip: (Dalam hati) Sebenarnya kritismu udah dari dulu, Jon. Blo'onnya -____-"

Photobucket

Photobucket

Punya susu, Mbak???



Suatu hari pada jam makan siang kuliah, Joni merasa haus. Biasanya dia selalu beli air mineral botol seharga Rp 1.500 untuk makan siangnya. Joni sangat menghemat uangnya makanya dia menganggap minum adalah juga makan. Tetapi kali ini dia ingin minum yang lain. Dia merasa uang hasil mengirit jajannya sudah banyak. Dia pun ingin minum susu kotak seharga Rp 3.500. Pergilah dia ke kopma (koperasi mahasiswa). Di sana yang jaga adalah, kebetulan, seorang mbak-mbak cantik dan sexy. Tapi Joni bukan tipe cowok yang piktor, pikiran kotor. Dia cuman blo'on =_=" Dan terjadilah sesuatu yang blo'on pula di kopma.

Mbak kopma: Silahkan, mas, jajannya! :) (menyapa dengan ramah kayak kasir2 Alamakmart)
Joni: Enghhh, saya mau beli minum, mbak.
Mbak kopma: Silahkan, mas. Mau nimun apa?
Joni: Enghhh (lagi-lagi dengan wajah tanpa dosa dia berkata) punya susu, mbak?
Mbak kopma: Maaf, mas, maksudnya apa ya?
Joni: Iyah, mbak punya susu nggak? Besar apa kecil?
Mbak kopma: Mas, kalok ngomong yang sopan ya! Ga usah menyinggung privasi saya!
Joni: Privasi apa sih, mbak? Itu lhoh saya mau beli susu kotak. Adanya kemasan yang besar apa yang kecil?
Mbak kopma: Owalah, mas, bahasanya nggak gitu juga kali! -_____-

Photobucket

Photobucket

Kelas morfologi



Suasana kelas English Morphology bu Wiwid waktu itu tampak berbeda dari biasanya. Kelas yang biasanya ramai dan gaduh itu sekarang hening tanpa keributan. Joni memang kurang menyukai mata kuliah tersebut makanya dia selalu tidur di kelas waktu kuliah morfologi, seperti sekarang. Joni mempunyai keyakinan lebih baik kelas morfologi daripada kelas assessment Pak Susan. Sudah mata kuliahnya susah, dosennya serem kayak hantu. Pantas mahasiswa pada diam. Setelah beberapa menit dia tertidur, Joni pun terbangun. Matanya masih sepet dan 'nyawanya' masih belum lengkap. Sambil terkantuk-kantuk dia bertanya ke teman di sampingya. Teman yang ditanyainya itu seorang cewek. Sebenarnya Joni tidak sadar dia sedang berbicara dengan siapa.

Joni: Hmmmhh.. Kok tumben ya kelas bu Wiwid sepi kayak kamar mayat?
Cewek: Bu Wiwid? Maksud loh?
Joni: Iyah. Biasanya kelas morfologi kan gaduh banget.
Pak Susan: Ini kelas assessment
Joni: @"...."@

Photobucket

Photobucket

Memancing Ikan



Pada suatu siang hari bolong, Joni sedang memancing di danau dekat rumahnya. Danau itu terkenal dengan ikannya yang besar-besar. Karena di rumah Joni lauk pauk sedang habis, maka Joni berniat untuk mendapat ikan sebanyak-banyaknya. Ikan tersebut adalah untuk persediaan lauk-pauk selama beberapa hari kedepan. Namun, 2 jam Joni memancing belum juga mendapat apa yang dia maksud. Akhirnya datang bapak-bapak dan duduk tak jauh dari Joni. Mereka pun berbincang.

Bapak2: Nak, sudah lama di sini? Ikannya banyak gak?
Joni: Kata orang-orang sih banyak, pak. Besar2 juga. Tapi, sudah 2 jam di sini saya tidak mendapat apa yang saya maksud.
Bapak2: Lhoh, katanya banyak ikannya? Tuh kakek2 yang disana dapet ikan terus.
Joni: Iya sih, pak. Tapi saya tidak sedang mancing ikan itu.
Bapak2: Lha terus ikan apa?
Joni: (Dengan wajah tanpa dosa ia menjawab) Ikan tahu dan ikan tempe
Bapak2: -_____-"

Photobucket

Photobucket